Apa bedanya fonetik dan fonemik

Ah, akhirnya saya bisa mengeposkan juga tulisan-tulisan rangkuman saya tentang istilah-istilah linguistik. Mulai saat ini, segala tulisan tentang linguistik akan saya kategorisasi dalam “Istilah Bahasa” dan saya tag dengan “linguistik”. Untuk saat ini saya poskan satu tulisan tentang perbedaan fonetik dan fonemik sebagai bagian dari fonologi. Saya mengeposkannya dalam rangka menjawab pertanyaan beberapa adek junior di jurusan yang kerap bertanya-tanya. Semoga tulisan ini dan tulisan-tulisan lainnya yang akan saya poskan nanti bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Salaaam ^_^!

FONETIK

Di bawah payung Fonologi, terdapat dua cabang ilmu yang masing-masingnya merupakan kajian berbeda. Yang satu bernama fonetik dan yang satu lagi bernama fonemik. Secara sekilas, istilah ini memang mirip sehingga sering dirancukan penggunaannya oleh orang awam tetapi bagi linguis, kedua ilmu ini adalah dua ilmu yang berbeda sehingga perlu dipahami betul-betul pengertian dan cakupannya agar tidak terjadi salah kaprah.

Fonetik adalah ilmu yang mempelajari produksi bunyi bahasa. Ilmu ini berangkat dari teori fisika dasar yang mendeskripsikan bahwa bunyi pada hakikatnya adalah gejala yang timbul akibat adanya benda yang bergetar dan menggetarkan udara di sekelilingnya. Oleh karena bunyi bahasa juga merupakan bunyi, bunyi bahasa tentunya diciptakan dari adanya getaran suatu benda yang menyebabkan udara ikut bergetar. Perbedaan antara bunyi bahasa dengan bunyi lainnya menurut fonetik adalah bunyi bahasa tercipta atas getaran alat-alat ucap manusia sedangkan bunyi biasa tercipta dari getaran benda-benda selain alat ucap manusia. Namun demikian, pada dasarnya deskripsi bunyi bahasa fonetik ini masih kurang lengkap sehingga akan dilengkapi oleh deskripsi bunyi bahasa menurut fonemik.

Dalam fonetik, bunyi bahasa dianggap setara dengan bunyi, yaitu sebuah gejala fisika yang dapat diamati proses produksinya. Fonetik memang berorientasi dalam deskripsi produksi bunyi bahasa serta cara-cara yang dapat mengubah bunyi bahasa itu dalam produksinya. Oleh karena itu, fonetik bertugas mendeskripsikan bunyi-bunyi bahasa yang terdapat di dalam suatu bahasa. Salah satu contoh konkretnya adalah identifikasi bunyi-bunyi kontoid dan vokoid dalam suatu bahasa.

FONEMIK

Fonemik sendiri adalah ilmu yang mempelajari fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna. Pada dasarnya, setiap kata atau kalimat yang diucapkan manusia itu berupa runtutan bunyi bahasa. Pengubahan suatu bunyi dalam deretan itu dapat mengakibatkan perubahan makna. Perubahan makna yang dimaksud bisa berganti makna atau kehilangan makna. Contoh:

b a b i ‘binatang berkaki empat’
p a p i sebutan lain untuk ayah

Pada contoh di atas, kata babi memiliki dua konsonan [b] yang menjadi awal suku kata pertama dan kedua sedangkan kata papi memiliki konsonan [p] sebagai awal suku kata pertama dan keduanya. Selain kedua bunyi itu, bunyi lainnya dan posisi/urutan bunyi lain itu sama. Perbedaan bunyi [b] dan [p] pada posisi/urutan yang sama dapat mengubah makna kata, inilah yang dikaji oleh fonemik.

Ada trik lain untuk mengenali suatu kajian merupakan fonetik atau fonemik, yaitu melalui istilah yang digunakan untuk menyebut bunyi bahasa. Fonetisi, para ahli fonetis, cenderung menggunakan istilah fon untuk satuan bunyi bahasa dan nama vokoid-kontoid-semivokoid untuk kategori fon. Untuk fonemik, para ahli menggunakan istilah fonem dan vokal-konsonan-semivokal.

5 tanggapan untuk “Apa bedanya fonetik dan fonemik”

  1. klo conto praktic’a seperti apa

    1. Contoh praktis? maksudnya pertanyaannya bagaimana?

  2. makasi,,,, tulisan ini sangat membantu saya

  3. Saya yang deskripsikan, Anda yang praktikkan.
    Fonetik (cara alat-alat ucap menghasilkan bunyi bahasa atau cara alat ucap menghasilkan huru-huruf)
    Contoh:
    Fonem konsonan [b] dihasilkan dengan cara: udara dikeluarkan dari paru-paru dan dihambat oleh bibir atas dan bibir bawah. Jadinya eb dan buka be, atau dengan istilah yang lebih ilmiah, [b] adalah bunyi bilabial.

    Fonemik (mengkaji bagaimana suatu fonem (huruf) membedakan makna.
    Contoh:
    Fonem konsonan [g] dan [k] pada kata “bang” dan “bank”. Secara sepintas, ketika kedua kata itu diucapkan, hampir tidak bisa dibedakan. Akan tetapi, jika dilakukan transkripsi fonemis, kita akan menemukan perbedaannya, yakni pada bunyi eg dengan ek.

Tinggalkan Balasan ke abdul wahid (@abdul011012) Batalkan balasan