Tulisan fonetis adalah tulisan yang digunakan untuk mencatat/mentranskripsi bunyi-bunyi bahasa secara detail dalam rangka penyelidikan bahasa terutama penyelidikan bunyi-bunyi baahasa (oleh fonetik dan fonemik). Apa perbedaan tulisan fonetis dengan tulisan biasa? Perhatikan contoh berikut.
(1) Bukunya nggak ada, ‘ntar katanya sabtu baru dateng lagi. Kalo mau pesan sekarang boleh kok.
(2) [##bukuɲa ŋ’ga daʔ##’tar#kataɲa saptu baru datəŋ lagi##kalo mo pəsən səkaraŋ boleh koʔ##]
Apa perbedaan antara tulisan kedua penulisan kalimat di atas? Bagi orang awam, kalimat (1) pasti bisa dibaca dengan mudah, tetapi kalimat (2) belum tentu bisa dibaca dengan benar. Secara teknik penulisan dan set huruf — oleh ahli bahasa dikenal sebagai grafem — atau karakter yang digunakan, antara tulisan fonetis dengan tulisan biasa tentu terlihat perbedaannya. Akan tetapi, jika kalimat yang ditranskripsi oleh kedua tulisan tersebut dibaca, bisa sama.
Selain tulisan fonetis, ada juga tulisan fonemis. Tulisan fonemis lebih longgar dalam ketelitian pencatatan bunyi-bunyi bahasa karena tulisan fonemis lebih mementingkan pencatatan fonem-fonem (baik yang segmental maupun suprasegmental) yang berpotensi membedakan makna sedangkan tulisan fonetis harus mencatat secara detail dan lengkap semua bunyi dan modifikasi bunyi yang terjadi pada tuturan yang diucapkan baik itu bunyi segmental, suprasegmental, membedakan arti, maupun tidak membedakan arti.
Set huruf/grafem yang khusus digunakan dalam tulisan fonetis umumnya menggunakan set IPA. Apa itu IPA? IPA adalah Singkatan dari International Phonetic Association. IPA adalah suatu asosiasi kesepakatan antara para fonetisi yang bertujuan untuk membuat suatu set penulisan fonetis yang standar, baku, dan dapat digunakan untuk pencatatan seluruh bahasa yang ada di dunia.
Tinggalkan Balasan ke VIPI JULIANI Batalkan balasan